Let's Act

ACT.id

Senin, 21 September 2015

Zainal Arif


Teman-teman memanggilnya Uda, yah mungkin karena dia orang Minang sama kayak Vio. Tapi saya engga biasa manggil dia Uda, biasanya panggil Arif aja (hiks..maaf kalau tak sopan). Engga nyangka loohh ternyata umurnya hampir sama kayak kak Nanda cuma beda beberapa bulan aja. Kalau tadi ada Rais sama Dipa paling muda, sekarang Arif sama kak Nanda ini yang paling tua. sayangnya Uda Arif masih keliatan lebih muda dari yang satunya, bahkan ada yang mengira dia itu paling muda di kelompok 52!! (hehee…seneng ya Da?). Biar sama kayak yang lain saya panggilnya Uda juga yaa.

Nah Uda ini kuliah di UIN Suska Riau ambil jurusan Tafsir Hadist, sekarang udah ganti nama tapi saya lupa L #Mianhe Uda. Awalnya saya kalau ada apa-apa bilangnya ke Uda lewat BBM, soalnya Uda itu On terus jadi gampang dihubunginnya. Hahaaa jadi inget yang pas saya kejebak di kamar mandi (dingiiinnnnnnnn), sms dan BBM ke yang lain ceklis terus, telpon gk di angkat. Untungnya ada Uda yang lagi On dan bisa di mintain tolong untuk ngabarin temen yg lain. Makasiiihh banget Uda, maaf lupa bilang makasih waktu itu. Malu sih sebenernya mah, tapi semua itu karena salah saya sendiri. Hikss..hikss…begitulah. Era nyarios keun na.

Pertama kali ng-BM Uda itu karena desain logo kelompok yang Uda bikin, saya sama Okta suka..suka…suka. Kan kalau desainnya bang Leven mah bagus, kalau punya Uda lucu menurut saya sama kakak saya Uda, pas disuruh milih kakak bilang lebih suka sama desain Uda. Hahaa…pokoknya lucu desainnya saya juga engga kepikiran bikin kayak yang jenis begitu, Uda Cam Ko Haa (dicetuskan oleh Renty, dipopulerkan oleh Uda) J J

Uda Arif ini mukanya serius, tapi terkadang karena keseriusannya itu yang bikin lucu. Dia suka bilang “lagi serius nih” “serius…serius” hahaaa..tapi gaya mukanya itu gak nahan, kalau liat mukanya tuh kayak semua bagian mukanya lagi ketawa, jadi saya mah suka keikutan ketawa juga. Kalaupun ada pas saya engga ketawa, yaa itu karena saya nahan sekuat yang saya bisa, atau saya engga liat muka Uda (buang muka), punten ini mah Da #hampura


Uda itu badannya engga terlalu tinggi, kulitnya sawo mateng, rambutnya plontos (masih sisa 2-3 cm mungkin), dan jenis mukanya belum pernah saya temuin (bingung deskripsiinnya). Paling suka liat Uda pas pake baju koko, sarung, peci, beneran kayak pak Ustadz. Tapi selepas dari itu (maksudnya pake baju lain), saya ngeliatnya gaya Uda formal terus, kayak mau ke acara Undangan untuk ngisi acara disana, nyanyi dangdut #katanya tebu manis airnya, kucoba tanam di pinggir hati (Hmm..apa kali artinya ya?) Heheee..serius Da, bahkan pas uda mau mandi juga walaupun bawa-bawa handuk dan perlengkapan mandi tetep aja keliatan formal. Hahaa..saya jadi bingung. Angkat jempolnya untuk @UdaCamKoHaa_

Rais Shabri

Rais artinya pemimpin dan shabri artinya sabar, jadi arti dari namanya adalah pemimpin yang sabar. Emang bener sih dia itu cukup sabar menghadapi teman-teman kelompok yang amburadul deh pokoknya. Oia Rais ini ketua kelompok sekaligus koordinator kecamatan Pusako. Kerjaannya tiap hari, tiap menit bahkan, telponan terus. Iihh saya engga ngebayangin telinganya pasti panas deh. Eittss…tapi bukan telpon tanpa alasan atau kayak anak yg lagi alay yang suka Tanya-tanya gak penting di telepon, ternyata Rais selalu dihubungi oleh dospem, dan juga teman/ketua kelompok di kec.Pusako karena dia itukan Koorcamnya yg pasti bukan tanpa alasan. Biasanya sih Nurma sama Tia bilangnya dia orang penting, so sibuk. Heheee..saya pikir juga gitu awalnya, maaf Raiss. Piisss J

Rais itu orangnya tinggi, cukup seimbang dengan berat badannya, alisnya pun tebal, jenis rambutnya kayak bulu landak berdiri tapi halus dan alami gak pake gel, kulitnya putih. Setiap kali liat Rais jalan dia mirip seorang petinju. Eh ternyata gitu-gitu juga dia bisa deket sama anak-anak, katanya sih udah biasa apalagi dia punya apa ya namanya, semisal Rumah Dunia tapi namanya Kreasi Anak Bangsa dan Rais itu Official nya. Hebat yaa. :p terus Rais juga udah biasa untuk bicara didepan umum dan pembawaan dia emang santai. Sempet minder sama Rais, apalagi pas liat ternyata dia bisa main bola kaki (cowok lah ya udah biasa) terus volley juga bisa, basket, renang sama badminthon apa mungkin bisa juga?. Hikss…hampir sempurna, banyak keahlian yang dia bisa. Tapi sayang terkadang saya Rais itu kayak batu, selagi di lemparnya engga terlalu keras bentuknya engga bakal berubah. Hahaaa…apasihh,,

Kamu tau engga Rais, temen-temen pernah kesel sama kamu gara-gara kamu kerja sendiri (yahh..mungkin kamu engga mau ngebebanin kita) kayak gak punya tim, apalagi keputusan yang berhubungan dengan jabatan kamu sebagai koorcam. Apapun itu harus dimusyawarahkan bareng-bareng Rais karena kamu ketua kelompok 52 Rais, heheee (saya juga engga suka musyawarah sama kalian, maaf L) #Plakk…

Oia maaf ya Rais saya sering banget ilang-ilangan bikin kamu dan teman-teman panic, khawatir, takut saya ilang atau diculik. Maaf juga karena gak angkat-angkat telpon dari Rais, bukan apa-apa soalnya saya engga liat hp terus pas Rais nelpon. Heheee..jujur nih, beneran.

Satu lagii, umur Rais dan Dipa itu paling muda diantara teman-teman yang lain. Renty bilang sih Rais itu paling gak sopan, karena engga panggil kita kakak. Tapi lucu juga sih kalo manggil Ketua kelompok sama koorcam Ade or Dd. Hahaaa…Ade Rais :-D (cup…cup jgn nangisss ya De). @DiamDalamGelap_

Permulaan


Masih teringat saat pertama kali putuskan untuk mengikuti seleksi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan di Riau, sama sekali tak ada motivasi kuat untuk itu hanya sekedar daftar karena saya fikir kesempatan ini hanya datang sekali. Benar-benar tanpa persiapan dan tekad yang kuat, berkas saya kumpulkan disaat terakhir satu jam sebelum kantor LPPM di tutup. Alhamdulillah masih diterima, rasanya senang karena target awal saya hanya sampai berkas harus berhasil dikumpulkan. Dua hari setelah itu, saya baru mengetahui kalau ternyata saya terdaftar di kelompok no 70  Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik. Rasanya senang sekali karena saya memang menyukai angka tujuh, dan sebelumnya saya sempat meminta kepada Allah untuk ditempatkan dikelompok itu, tak disangka Dia mengabulkan doa tersebut. Dalam hati terus terucap kata “Terimakasih” “MasyaAllah” “SubhanAllah” benar-benar masih tidak percaya, dari sekian banyak angka, nama saya ada di angka 70 itu.

Sekitar pukul 17.00 sebelum syuro Lingkar Studi Pekanan (LSP) dimulai, tiba-tiba ada sms masuk yang bertuliskan kurang lebih “selamat ya Ra, MasyaAllah” sempat bingung dengan ucapan tersebut, namun langsung terbesit jikalau saya lolos seleksi KKN Kebangsaan yang memang hari ini pengumumannya. Tak ingin terlalu meyakinkan diri, saya pun menepis perasangka tadi dengan kembali bertanya pada sipengirim pesan. Tak lama teman-teman yang lain mengucapkan hal yang sama, bahkan sekarang sudah jelas maksudnya apa. Karena salah satu teman saya ternyata meng-screenshot daftar mahasiswa yang lolos seleksi KKN Kebangsaan, dengan perasaan masih tidak percaya namun nama saya tertulis dalam 15 daftar tersebut. Subhanallah!! Kaget pasti, malu pun iya, lohh kenapa? Karena saya pikir masih ada tahap seleksi selanjutnya, toh tahun lalu hanya delapan orang yang berangkat jadi pasti akan diadakan seleksi yang lebih ketat lagi. Sayangnya hal itu tidak pernah terjadi, ternyata memang benar ada penambahan kuota sehingga tahun ini akan ada 15 mahasiswa yang berangkat.

Saya masih termenung mengingat saat tahap interview saya belum tahu apa-apa selain yang beberapa menit lalu saya di internet lewat handphone, bahkan saya baru tahu tema untuk KKN Kebangsaan tahun ini mengenai “Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan”. Aduh….rasanya saya bakal malu karena wawasan yang saya punya tidaklah banyak, tapi apa daya saya harus berpura-pura bisa dan tegar jangan sampai terlihat takut. Saat itu ada Sembilan orang di dalam ruangan dengan tiga reviewer satu persatu diberi pertanyaan, sampai tiba saatnya saya yang malah terus mengatakan tentang makanan khas Riau tanpa memperdulikan tema untuk tahun ini. Agak melenceng sih memang, namun saya mampu membuat suasana dalam ruangan tidak terlalu tegang karena mereka semua tertawa mendengar ucapan saya mengenai durian Riau yang mungkin bisa lebih enak daripada durian Montong. Kalimat-kalimat itu begitu saja keluar dari mulut saya, apa yang ada atau terlintas dalam pikiran saya maka itu yang saya katakan, malu sangat!!

Tapi Alhamdulillah salah satu reviewer mendoakan niatan saya yang ingin mencicipi rasa durian Riau tersebut, dan semua diruangan itupun mengaminkannya. Setelah tes interview selesai saya beserta teman saya langsung keluar dan kami tertawa melihat kejadian didalam ruangan tadi. Bukan kenapa-kenapa melainkan kami menyesal karena pertanyaan yang diajukan terlalu mendasar dan sayangnya kami malah menyepelekan itu dengan tidak mencari informasi lebih banyak mengenai Riau. Sepanjang jalan dihiasi dengan pekikan tawa, keluhan dan pesimis untuk lolos karena hanya menjawab seadanya. Yang jelas kurang persiapan dan kurang niat pasti. Mungkin teman-teman yang satu ruangan saat interview pasti merasa tidak percaya kenapa Tiara yang lolos? Kenapa mereka memilih Tiara? Seperti apakah penilaian yang dilakukan? Dan itupun terbesit dalam benak saya, setiap saat. Jujur ada perasaan bersalah karena saya lolos seleksi itu, dan bukannya teman-teman saya yang lebih berniat, sungguh-sungguh dan aktif bicara. Saya seperti merebut kursi dari pemilik yang berhak untuk duduk di kursi itu. namun disisi lain, saya rasa Allah pasti memiliki rencana lain dibalik ini semua, galaupun melanda antara memilih kelompok 70 atau ikut KKN Kebangsaan. Apapun itu pilihan saya nanti, itu pasti sudah ditetapkan oleh Allah dan saya harus bisa menjalankan keputusan tersebut.


Bismillah…setelah papa pun mengetahui saya terpilih mengikuti KKN di Riau, walau sempat takut dan khawatir namun akhirnya beliaupun mengijinkan saya mengikuti itu. Keesokan harinya pihak LPPM mengumpulkan kami untuk kepastian ikut serta, dan jika ada yang ingin mengundurkan diri masih diperbolehkan sampai pertemuan hari ini usai. Ternyata tidak ada yang mengundurkan diri, saya sempat gentar sendiri namun akhirnya jawaban “Iya” yang saya keluarkan, dan tiket pesawat atas nama sayapun akan segera dipesankan. Itu artinya saya sudah tidak bisa mengundurkan diri lagi, “Bismillah…Ya Allah bantu saya” gumam dalam hati. Udah dulu yaa flashback nya hehee…tunggu cerita selanjutnya : Barang bawaan di Koper, Pesawat Pertama, Pekanbaru-Bangkinan-Benayah, Meme dan Julukan, Keluarga 52, dan Ibroh KKN.